Histeria

Desa Kamasan

 Jumat, 15 Agustus 2014

Sejarahbali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Bangli - 
Menyebut nama Desa Kamasan, Klungkung, maka ingatan kita akan tertuju pada sebentang kanvas berhiaskan tokoh-tokoh pewayangan. Kamasan memang sudah sangat identik dengan lukisan tradisional wayang klasik Bali itu.
 
Dari generasi ke generasi, krama Kamasan begitu suntuk menekuni kesenian warisan leluhurnya. Gemuruh perkembangan seni rupa dunia yang menawarkan beragam aliran, tak kuasa membuat mereka berpaling. Bahkan, tidak sedikit krama Kamasan menggantungkan sumber penghidupannya dari aktivitas berkesenian.
 
 
Kamasan adalah sebuah komunitas seniman lukisan tradisional. Begitu intim dan begitu lama berkembangnya seni lukis tradisional maka para seniman menyebut hasil-hasil lukisan di sana memiliki gaya (style) tersendiri yaitu lukisan tradisional Kamasan.
 
 
Sesungguhnya bakat seni tumbuh pula pada karya-karya seni lainnya yaitu berupa seni ukir emas dan perak dan yang terakhir ialah seni ukir peluru. Meskipun dari segi material yang digunakan kain warna logam mengikuti perubahan yang terjadi tetapi ciri khasnya tetap tampak dalam tema lukisan atau ukiran yaitu menggambarkan tokoh-tokoh wayang.
 
Asal-usul lukisan wayang tradisional gaya Kamasan, menurut I Made Kanta (1977), merupakan kelanjutan dari tradisi melukis wong-wongan (manusia dengan alam sekitar) pada zaman pra-sejarah hingga masuknya agama Hindu di Bali dan keahlian tersebut mendapatkan kesempatan berkembang dengan baik.
 
Cerita yang dilukis gaya Kamasan banyak yang mengandung unsur seni dan makna filosofis yang diambil dari Ramayana dan Mahabharata, termasuk juga bentuk pawukon dan palelidon. Salah satu contoh warisan lukisan Kamasan telah menghiasi langit-langit di Taman Gili dan Kerthagosa, Semarapura, Klungkung.
 
Kamasan sebagai pusat berkembangnya lukisan dan ukiran tradisional klasik Bali adalah nama sebuah desa di Kecamatan dan Kabupaten Klungkung. Desa Kamasan secara geografis termasuk desa dataran rendah dekat dengan pantai Klotok atau pantai Jumpai ± 3 km. Jarak dari Denpasar ke desa ini sekitar 43 km. Akses sangat mudah karena dekat dengan pusat Kota Semarapura, Klungkung.

Penulis : TImLiputan

Editor : SejarahBali



Sejarah Bali Sejarah Bali Wisata


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT