Kultur

Persimpangan Pura Pusar Tasik Memohon Kesembuhan Non Medis Dan Pembersihan Diri

 Kamis, 04 Agustus 2022

SejarahBali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Biasanya krama sempat tangkil atau datang meminta pelugraan cenderung menderita penyakit non medis.

"Karena, menurut cerita dari krama sempat tangkin katanya sudah mencoba berobat ke medis.Namun tidak pernah kunjung sembuh akhirnya mencoba datang kesini", katanya.

Selain nunas pelugran kesembuhan, air di sumur juga ditunas dan digunakan sebagai air pembersihan diri, setelah jatuh sakit serta air sumur di fungsikan juga sebagai air suci saat piodalan atau acara-acara tertentu di Pura. 

Bagi krama berkeinginan tangkil, hanya membawa banten Pejati.Namun bila tidak memungkinkan dapat hanya menghaturkan Canang Sari saja.

Tidak ada keharusan  membawa sesajen tertentu yakni, seiklasnya saja.Selanjutnya Pemangku Pura akan menghaturkan banten sebagai permohonan tersebut selanjutnya mengajak krama bersembahyang.

"Tidak ada hari-hari tertentu untuk tangkil memohon pelugraanya.Biasanya sejauh ini krama yang telah sembuh dari nunas tamba kesini terlihat menghaturkan kaul", ujarnya.

Dirinya memaparkan, di areal Pura terdapat beberapa pelinggih atau bangunan suci, diyakni pelinggih gede beristana Ida Dukuh.Selain itu, terdapat pelinggih Pusar Tasik Pesimpangan Pura-pura yang ada di Tabanan kota.
 

Penulis : A.A Gede Agung

Editor : SejarahBali


Halaman :


Sejarah Bali Bali Sejarah Pura Pura Pusar Kesembuhan Non Medis Kultur Tabanan


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT