Asal usul

Tradisi Ngaben, Cara Masyarakat Hindu Bali Menuju Nirwana

 Sabtu, 22 Oktober 2022

Sejarahbali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Denpasar - 

 

Tradisi Ngaben merupakan upacara adat prosesi pembakaran jenzah yang dilakukan umat hindu, khususnya di Bali. Upacara Ngaben juga dikenal sebagai Pitra Yadyna, Pelebon, atau upacara kremasi.

Tradisi Ngaben bertujuan untuk melepaskan jiwa orang yang sudah meninggal dunia agar dapat memasuki alam atas di mana ia dapat menunggu untuk dilahirkan kembali atau reinkarnasi.

Masyarakat adat Bali percaya, Tradisi ngaben juga dapat menyucikan roh anggota keluarga yang sudah meninggal dunia menuju ke tempat peristirahatan terakhir. Tradisi Ngaben menjadi upacara yang sakral sekaligus semarak, tidak hanya bagi masyarakat Bali, namun juga para wisatawan.

Menurut Tim Analisa Tempo dalam buku "Mengenal Lebih Jauh Ngaben: Tradisi Pembakaran Jenazah di Bali", Ngaben berasal dari kata 'beya' yang berarti bekal. Ada juga yang mengatakan Ngaben berasal dari kata 'ngabu', yang berarti menjadi abu.

Konsep dan Proses Tradisi Ngaben Menurut keyakinan umat Hindu di Bali, manusia terdiri dari badan kasar, badan halus, dan karma.

Badan kasar manusia dibentuk dari 5 unsur yang disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi (zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas), bayu (angin), dan akasa (ruang hampa).

Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia dan digerakkan oleh atma (roh). Ketika manusia meninggal, yang mati hanya badan kasarnya saja, sedangkan atma nya tidak.


Halaman :


Sejarah Bali Bali Sejarah Tradisi Ngaben Masyarakat Hindu Menuju Nirwana


Tonton Juga :



Asal usul Lainnya :










Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT