Cerita

Apa Kata Mereka Tentang Chanel Sejarah Bali

 Rabu, 01 Maret 2023

APA KATA MEREKA TENTANG CHANNEL SEJARAH BALI

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Badung - 

 

Mari Kita dengar APA KATA MEREKA dari I Ketut Witera tentang Channel Sejarah Bali. Menyajikan Sejarah Bali dengan keindahan alam dan cerita di masa lampau yang selalu aktual. Beliau merupakan Pemangku Pura Kereban Langit. ========================================================

Berbagai pelinggih maupun pengayengan berumur berabad-abad diringi berbagai mitos serta asal-usulnya hingga saat ini masih ada serta diyakini dan disungsung oleh masyarakat disekitarnya dibeberapa daerah di Bali.

Pura Kereban Langit terletak di Banjar Pekandelan, Desa Adat Sading, Kelurahan Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Pura Kereban Langit hingga saat ini hanya diempon oleh perorangan hal tersebut dikarenakan menurut, Pemangku Pura Jero Mangku I Ketut Witera menjelaskan, Pura Kereban Langit dahulu ditemukan oleh seorang Raja maka, Pura Kereban Langit statusnya milik Raja Sading, Badung hingga saat ini.

"Dulu orang tua saya memarekan di Puri Kerajaan Sading sehingga, ditunjuk sebagai pemangku untuk berkuasa dan sekaligus melakukan piodalan dan upakara.Sampai saat ini di empon oleh 8 KK namun dahulu hanya di empon oleh 4 KK saja.Jadi, status kepemilikan saat ini adalah raja Sading, " jelasnya di Sading, Badung. Dirinya menceritakan asal-usul diketemukanya Pura Kereban Langit diperkirakan kurang lebih pada tahun Saka 923 sekitar atau sekitar tahun 1001 Masehi.

Pura Kereban Langit Konon ditemukan pada Pemerintahan Sri Udayana bahwa, Beliau lama tidak memiliki keturunan dan kala itu ada pawisik dari Batara-Batari Gunung Kulangkir atau Gunung Agung agar beliau memohon restu guna mencari Tirta Slaka di Gua Kereban Langit. "Diutuslah salah satu Brahmana bersama seorang patih guna menelusuri keberadaan Pura tersebut.Akhirnya, ditemukanlah Pura tepatnya di Desa Sading, Badung ini di sini, " paparnya. Dirinya menyampaikan, kemudian Beliau masuk ke Gua dan di dalam Gua ada seorang petapa.Kemudian seorang Petapa tersebut ceritanya konon ingin lari karena, mengira dirinya ingin di bunuh.Akan tetapi, yang mencari tirta hanyalah seorang Pedanda dan seorang patih.

"Mereka menanyakan keberdaan tirta Skala akhirnya diberi tahulah bahwa, tirta tersebut berada di pancoran kemudian diambillah tirta tersebut dan dimohonkan ke hadapan Betara Betari di Pura Kereban Langit kemudian dihaturkan ke kerajaan, " paparnya. Dirinya mengatakana, setelah meminum tirta selang beberapa bulan sang Permaisuri Hamil dari Kehamilan tersebut permaisuri melahirkan anak kembar buncing, laki-laki dan perempuan bernama Sri Masula dan Sri Masuli. Pada saat itu tempat ini memang seperti hutan tanda-tanda tidak ada namun petunjuk Raja waktu itu Pura berada di dalam gua.

"Dia menengok dari atas gua dan turun perlahan- lahan sampai di bawah di temukanlah pancoran bernama tirta Slaka itu. Secara sipritual sebagian orang menyebutkan, lorong gua katanya tembus di Gunung Kulangkir atau Gunung Agung karena, berkaitan dengan pawisik tetapi secara nyata ada lubang akan tetapi belum ada pernah menyusurinya lebih jauh lagi, " bebernya.

Dirinya menyampaikan, Pura Kereban Langit juag memiliki dua mata air dan satu segara Batu Bong yakni, pesimpangan segara Batu Bolong dari Canggu, Betara Wisnu disebut Tirta Slaka, dan Tirta Pengelukatan tembus di jaba sisi untuk melukat para pemedek. Dirinya menambahkan, Puja wali di Pura Kereban Langit jatuh pada Wuku Ukir yakni, Buda Cemeng Ukir. "Bagi pemedek berkeinginan tangkil memang ada beberapa pantanganya umumnya bagi orang cuntaka tidak boleh masuk serta bagi anak-anak sebelum satu oton juga tidak boleh memasuki areal Pura.Selain hal tersebut memang secara formal memang tidak ada lagi, " pungkas Witera.

Penulis : TImLiputan

Editor : SejarahBali



Sejarah Bali Bali Sejarah



Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT