Klasik

Ayunan Desa Tenganan, Manggis, Karangasem, 1910.

 Selasa, 24 Mei 2016

SejarahBali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Karangasem - 
Kalau di Ancol ada wahana mainan seperti bianglala, di Bali sejak jaman dulu sudah ada mainan ayunan yang mirip bianglala. Tradisi main ayunan ada di beberapa desa di Bali, salah satunya di Desa Tenganan Pegringsingan.
 
 
Desa Tenganan merupakan salah satu desa Bali Aga, selain Trunyan dan Sembiran. Mereka sebagai penduduk bali yang asli dan sampai sekarang masih mempertahankan pola hidup yang tata masyarakatnya mengacu pada aturan tradisional adat desa yang diwariskan nenek moyang mereka.
 
 
Menurut sebagian versi catatan sejarah, kata Tenganan berasal dari kata "tengah" atau "ngatengahang" yang memiliki arti "bergerak ke daerah yang lebih dalam". Kata tersebut berhubungan dengan pergerakan masyarakat desa dari daerah pinggir pantai ke daerah pemukiman di tengah perbukitan, yaitu Bukit Barat (Bukit Kauh) dan Bukit Timur (Bukit Kangin). Salah satu tradisi di Desa Tenganan yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah main ayun-ayunan.
 

 
Tradisi main ayun-ayunan di Desa Tenganan #Pegringsingan yang dinaiki oleh para Daha (gadis) dan diputar secara manual oleh para Truna (laki-Laki). Ayunan ini hanya ada pada bulan kelima yang disebut Sasih Sambah selama satu bulan. Sasih Sambah ini merupakan salah satu bulan dimana berlangsungnya upacara-upacara adat terbesar yang diadakan di desa Tenganan Pegringsingan tersebut, biasanya jatuh pada bulan juni-juli. 
Siapa yang sudah pernah ke Tenganan?

Penulis : TImLiputan



Sejarah Bali Sejarah Bali Wisata


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT