Di Desa Dangin Puri, Denpasar tepatnya di Banjar Taensiat konon sempat terjadi peperangan antara Laskar Buleleng dengan Laskar Badung.

Bergejolaknya peperangan tersebut diperkirakan terjadi karena, perebutan wilayah kekuasaan antara dua kerajaan.

Adapun ceritra singkat asal usul nama Taensiat menurut, versi salah satu Sejahrawan Bali, Prof. Dr. A. A Bagus Wirawan, S.U, di Denpasar menyampaikan, memang sempat terjadi peperang di daerah Bajar Tainsiat kala itu.

Bergejolaknya perang tersebut akibat perebutan wilayah antara, Laskar Buleleng dengan Laskar Badung, terjadi kurang lebih pada 1800. Dalam gejolak peperangan tersebut Laskar Buleleng mengalami kekalahan.

Dikarena, sempat teradi peperangan di daerah Banjar Tainsiat.Maka, daerah tersebut akhirnya disebut dengan nama "Taen Siat" berasal dari kata, "Taen" dan "Siat". Dalam bahasa Indonesia "Taen" berarti pernah, sedangkan "Siat" berarti perang. 

"Karena sempat terjadi peperang di daerah tersebut maka disebut Taen Siat."Taen" bearti pernah bahasa Indonesianya sedangkan,  "Siat" bearti perang, " paparnya.

Diperkirakan perang tersebut berlangsung selama hampir satu minggu.  Lamanya peperangan tersebut dikarenakan, perang kala itu, tidak dapat dilakukan dengan cepat.Karena kala itu, perang yang berlangsung merupakan perang tradisional, dengan peraturan-peraturan tertentu.

"Saat menjelang malam tentu perang dihentikan selanjutnya, perang akan berlanjut kembali esok harinya, " sebutnya.

Menurut Dirinya, Gejolak perang tradisional antar kerajaan kala itu terjadi karena, perebutan kekuasaan, wanita serta Pajak dari kerajaan lain.

Masa itu batas-batas wilayah kerajaan juga tidak tegas. Bisanya, batas wilayah kerajaan kala itu berpatokan dengan bentangan Tukad serta keberadaan pohon besar sebagai batasnya juga.Barulah saat Belanda masuk ke Bali dibuatkan batas-batas jelas antar wilayah satu dengan wilayah lainnya.