Klasik

Joged Nini, Ungkapan Rasa Syukur Atas Hasil Panen Yang Melimpah

 Sabtu, 11 Mei 2019

berasmerahjatiluwih.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Denpasar - 

Roh seni dan budaya masyarakat Tabanan tidak lepas dari dunia pertanian. Tarian yg merupakan hasil seni dan budaya pertanian yg hingga kini masih eksis adalah Tari Joged Nini.

Tari joged nini ini merupakan ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, maka diciptakanlah sebuah seni gerak secara spontanitas, yg dinamakan tari JogedNini. Tarian ini selalu dipentaskan setelah memanen padi.

Seiring dengan perkembangan politik di Indonesia yaitu datangnya PKI pada tahun 1960, tarian Joged Nini lebih diitonjolkan oleh GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) yg merupakan organisasi binaan dari PKI. Akan tetapi, pada tahun 1965, terjadi tragedi PKI yg mengakibatkan pemerintah Indonesia melarang segala sesuatu yg berbau PKI termasuk kesenian Joged Nini yg merupakan salah satu kesenian yg pernah dilestarikan oleh PKI.

Seiring berjalanya waktu, dgn konsep melestarikan seni dan budaya maka kesenian tersebut kembali hadir di tengah2 masyarakat.  Upaya rekonstruksi ditempuh agar tarian ini tidak takut lagi ditarikan. Rekonstruksi dilakukan dgn cara sosialisasi langsung maupun melalui perantara media masa. Sehingga menjadi sadar dan yakin akan pentingnya tarian Joged Nini sebagai ciri khas Tabanan yg merupakan daerah agraris.

Tari Joged Nini sangat penting untuk dipentaskan kembali di masyarakat karena memiliki banyak manfaat di berbagai aspek. Dalam aspek religi pementasan tarian ini bermanfaat untuk melakukan Dewa Yadnya. Dewa Yadnya yg dimaksud adalah pengungkapan rasa syukur terhadap Ida Sang Hyang Widi karena telah mendapatkan hasil panen yg memuaskan.

Dalam aspek sosial tari Joged Nini bermanfaat untuk menciptakan suasana kekeluargaan dan gotong royong, mempersatukan masyarakat serta meningkatkan rasa keterbukaan dalam masyarakat.

Joged Nini memiliki banyak manfaat di berbagai aspek baik dalam aspek religi, sosial, budaya, pendidikan, dan ekonomi yang nantinya dapat memperkaya masyarakat baik dalam bidang mental, fisik, pengetahuan maupun material.

Penulis : TImLiputan



Sejarah Bali Sejarah Bali Wisata


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT