Biografi

Nyoman Rudana

 Rabu, 18 Maret 2015

sejarahbali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Klungkung - 

Nyoman Rudana lahir di Banjar Gelogor, Lod Tunduh, Ubud, Gianyar, Bali pada 17 September 1948 adalah seorang kolektor seni, wirausahawan, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi Bali untuk periode 2004-2009. Ia juga pemilik Museum Rudana di Ubud.

Masa muda dan pendidikan

Ayah Nyoman Rudana adalah seorang petani, yang juga mahir menabuh gamelan Bali dan ibunya pandai membuat Banten, rangkaian sesajen untuk berbagai upacara keagamaan Hindu Bali. Masa kecilnya dihabiskan di kampung dengan suasana keagamaan serta berkesenian yang kental dari keluarga serta lingkungan sekitar. Rudana juga senang mengunjungi Puri Lukisan, yang merupakan museum lukisan yang terkenal di Bali saat itu dan menghabiskan waktu luangnya selepas sekolah untuk mengunjungi para pelukis di daerah Ubud.

Di SMA Rudana tergabung dalam kelompok sendratari Bali dan berpasangan dengan Ni Wayan Olasthini, yang kemudian menjadi istrinya.


Baca juga: Tjokorda Gde Raka Soekawati

Selesai masa SMA di Denpasar tahun 1968, Rudana melamar masuk AKABRI Darat di Lembang, Jawa Barat, namun gagal dalam tes sebagai penerbang. Lalu ia memutuskan untuk mengambil sekolah guru PGSLP Negeri di Madiun, Jawa Timur antara tahun 1969-1970. Setelah lulus ia kembali ke Bali dan bekerja sebagai guru magang di sebuah SMP selama setahun. Ia kemudian menjadi pemandu wisata hingga tahun 1973.

Karier dan Sumbangsih di Bidang Seni

Tahun 1974 Rudana mendirikan studio lukis komunitas untuk para pelukis The Rudana Painter Community, untuk membina dan mengembangkan kreatifitas seni lukis di daerah Sanur sekaligus membantu seniman lokal dalam memasarkan hasil karyanya. Saat itu pariwisata di Bali masih berkembang dan Rudana sendiri bekerja sebagai karyawan Hotel Hyatt di Sanur antara tahun 1974 -1975, Di saat yang sama ia memulai bisnis jual beli lukisan serta memulai mengoleksi lukisan dan karya seni patung. Ini adalah tahun – tahun dimana para pelukis ternama seperti Nyoman Gunarsa, Made Wianta baru memulai kariernya.


Pada tahun 1978 Nyoman Rudana melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan Rudana Fine Art Gallery di Ubud, galeri ini berdiri di atas tanah seluas 900 meter persegi. Pada tahun 1985 Nyoman Rudana mendapatkan penghargaan Lempad Prize dari Sanggar Dewata Indonesia sebagai penghargaan atas komitmen dan upayanya dalam mempromosikan seni.

Pada 22 Desember 1990, sejalan dengan profesinya sebagai penyalur karya seni Rudana mendirikan Museum Rudana di Peliatan, Ubud di atas lahan seluas 2.500 meter persegi di Kawasan Seni Rudana Ubud dalam kompleks yang sama dengan Rudana Fine Art Gallery. Blessing ceremony dilakukan pada tanggal 11 Agustus 1995 sebagai bagian dari peringatan 50 Tahun Indonesia Merdeka. [Presiden Soeharto]] meresmikannya dengan menandatangani prasasti pada tanggal 26 Desember 1995.


Setahun sebelum diresmikannya Museum Rudana, Nyoman Rudana menerima penghargaan Upakarti dari Pemerintah Indonesia sebagai penghargaan atas upayanya dalam Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil dan Kerajinan dalam rangka Pengembangan Industri Nasional. Penghargaan Upakarti diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Soeharto di Istana Negara pada tanggal 14 Desember 1994.

Pada tahun 1995, Nyoman Rudana memprakarsai didirikannya Yayasan Seni Rudana untuk mendorong proses regenerasi Bali dalam berkesenian, dimana yayasan ini mensponsori anak – anak serta pemuda di Bali dalam menempuh pendidikan di bidang seni, tari menari serta musik .

Pada tahun 2000 Nyoman Rudana meluncurkan penghargaan Ksatria Seni Award, suatu penghargaan seni yang diberikan setiap empat tahun sekali kepada individu maupun organisasi yang mendedikasikan hidupnya untuk memajukan seni di tanah air.

Penggagas Pendirian Monumen bom Bali

Saat Bom Bali pertama meledak tanggal 12 Oktober 2002, Nyoman Rudana menggagas didirikannya monument di lokasi pemboman (dikenal juga sebagai lokasi ground zero) dan setahun kemudian berdirilah Monumen Panca Benua di lokasi tersebut.

Aktivitas dalam Organisasi

Pada tahun 2001 Nyoman Rudana mendirikan Rotary Club - Ubud dan bertindak sebagai Chartered President, selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Past President tahun 2002.

Beberapa jabatan ketua dalam organisasi olahraga pernah dijalaninya pula, dimana pada tahun 1983 – 1987 Rudana menjabat sebagai Ketua PERCASI (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) cabang Bali, serta Ketua PABBSI (Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia) cabang Bali tahun 2002 – 2006.

Sebagai seseorang yang aktif berkecimpung di dunia seni, Rudana pernah menjabat sebagai Ketua dari PUTRI (Persatuan Tourist Attraction Indonesia) Bali tahun 1997 – 2003 dan menjadi stakeholder dari Bali Tourism Board (BTB) tahun 2000 – 2003.

Karier sebagai anggota DPD Provinsi Bali

Pada tanggal 1 Oktober 2004 Nyoman Rudana dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) dari Provinsi Bali serta anggota MPR RI melalui pemilihan umum secara langsung tahun 2004. Rudana merupakan satu dari 128 orang anggota DPD yang mewakili 32 provinsi di Indonesia dan merupakan satu dari empat orang anggota DPD Bali dimana jabatan ini merupakan jabatan individu non partai.

Baca juga: I Made Mangku Pastika

Sebagai anggota DPD Rudana bertugas di Panitia Ad Hoc IV PAH IV membidangi RAPBN, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan pertimbangan hasil pemeriksaan keuangan daerah dan pemilihan anggota BPK serta pajak. Ia juga duduk sebagai anggota Badan Kehormatan, Panitia Kerjasama Antar Lembaga Perwakilan (PKALP) serta Kelompok DPD di MPR-RI. Badan Kehormatan bertugas antara lain menegakkan peraturan tata tertib dan kode etik anggota DPD RI. PKALP bertugas antara lain membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahbatan dan kerjasama antara DPD RI dengan lembaga negara sejenis, baik secara bilateral maupun multilateral.

Sebagai anggota DPD RI, Nyoman Rudana berkesempatan menjadi salah satu dari perwakilan parlemen Indonesia untuk menghadiri :

    16th Annual Meeting of APPF (Asia Pasific Parliamentary Forum) tanggal 20 – 24 January 2008 di Auckland, Selandia Baru.

    United Nations Conference on Climate Change (Konvensi Perubahan Iklim PBB) di Nusa Dua, Bali, 3 - 14 Desember 2007

    The 116th Assembly of IPU (Inter Parliamentary Union) Congress di Bali International Convention Center (BICC) - Nusa Dua, Bali, 29 April - 4 Mei 2007.

Penulis : TImLiputan



Sejarah Bali Sejarah Bali Biografi


Tonton Juga :



Biografi Lainnya :










Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT