Asal usul

Pura Luhur Serijong

 Kamis, 26 Februari 2015

sejarahbali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Denpasar - 

Pura Luhur Serijong, sebuah bangunan suci dengan aristektur khas Bali yang sangat kaya akan nilai sejarah. Terletak di Desa Antap, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Bali. Untuk bisa mengakses lokasi wisata Pura Luhur Serijong kita harus menempuh 2 jam perjalan dari Bandara Udara Ngurah Rai atau kurang lebih sekitar 60 km dari Kota Denpasar.

 

 

Lokasinya yang terletak persis di pinggir jalan utama Jawa- Bali membuat pura ini mau tidak mau harus dilewati oleh orang-orang yang ingin menyebrang ke pulau Jawa. Pura Luhur Serijong berada tepat di pinggir lautan, yakni di bibir Pantai Soka. Tidaklah sulit untuk menemukan pura ini karena disana sudah terdapat sebuah plang besar yang bertuliskan “Pura Luhur Serijong”. 

Baca juga:
Mengenal Arti Hingga Makna Banyu Pinaruh: Melukat untuk Memulai Kembali Pikiran yang Jernih

 

Aura mistis akan kira rasakan ketika pertama kali masuk ke kawasan wisata Pura Luhur Serijong. Suasana disekitarnya yang dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi  serta semak-semak menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi Pura Luhur Serijong. Arsiktekur khas Bali yang sangat indah dapat kita lihat ketika berada tepat di depan gapura masuk pura ini. Pura ini memiliki sejarah yang unik, pada zaman dahulu konon warga setempat yang kebanyakan tinggal di tepi pantai melihat seberkas cahaya yang sangat terang muncul dari tepian pantai yang berbatu karang. Menurut kepercayaan penduduk setempat, kejadian itu dianggap menjadi sebuah pertanda baik, lalu para penduduk setempat mendirikan sebuah pura tepat di tempat munculnya cahaya tersebut yang hingga saat ini dikenal dengan nama Pura Luhur Serijong. Menurut beberapa catatan yang ada, objek wisata Pura Luhur Serijong dibangun sekitar abad XVI masehi,  hampir bersamaan dengan pembangunan Pura Rambut Siwi di Jembrana dan Pura Tanah Lot. Pembangunan pura ini bertujuan untuk menghormati Dang Hyang Dwijendra yang merupakan guru yang sangat berjasa di Pulau Bali dan mampu memberikan penerangan. Pemujaan Tuhan dalam manifestasi penguasa lautan yang dalam Hindu dikenal dengan Dewa Baruna juga menjadi objek pemujaan di pura ini. Prose rehabilitasi besar sudah dilakukan terhadap Pura Luhur Serijong, diantaranya rehab pertam dilakukan tahun 1949-1950 dan dilakukan upacara ngenteg linggih tahun 1952. Rehab kedua diadakan tahun 1996-2003 pengempon pura kembali melakukan rehab dan dilakukan upacara ngenteg linggih serta mamungkah tahun 2003 lalu.


Halaman :


Sejarah Sejarahbali Wisata


Tonton Juga :



Asal usul Lainnya :










Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT