Cerita

Sejarah Kota Gianyar, Berawal Dari Kisah I Dewa Manggis Kuning

 Kamis, 15 Juni 2023

Sejarah Kota Gianyar, Berawal Dari Kisah I Dewa Manggis Kuning

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Gianyar - 

Lebih dari seperempat abad Kota Gianyar berdiri, kamu juga harus mengetahui bagaimana sejarah kota atau kabupaten yang dikenal dengan julukan kota budaya ini. Berikut fakta-fakta tentang sejarah Kota Gianyar yang dikutip dari Majalah Pusaka Budaya, Edisi 05, tahun 2017, yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar.

Sejarah Kota Gianyar bermula dari I Dewa Manggis Kuning

I Dewa Manggis Kuning adalah tokoh Kesatria yang bermukim di Alas Bengkel dimana saat ini disebut sebagai Desa Beng yang berada di sebelah Utara Kota Gianyar. Beliau adalah putra dari Raja Gelgel, Sri Dalem Segening (1580-1630) dari permaisuri beliau Ni Desak Ayu Cedong Artha dari Desa Manggis.

I Dewa Manggis Kuning sempat menjadi Raja di Badung atas perintah ayahnya Sri Dalem Segening. Namun tidak berlangsung lama, ia bersama pengikutnya harus mengungsi ke Alas Bun karena terjadi huru-hara akibat isu asmara terhadap dirinya. Di Alas Bun, ia kemudian menikah dengan I Gusti Ayu Pahang, seorang putri dari I Gusti Pinatih Resi.

I Dewa Manggis Kuning Tumbuh menjadi ksatria tangguh

Setelah menikah, I Dewa Manggis Kuning melanjutkan perjalanan sampai akhirnya menetap di Desa Bengkel. Di tempat ini, ia membangun sebuah pusat pemukiman dan tumbuh menjadi ksatria yang tangguh dengan pengikut yang bertambah semakin banyak.

Sri Dalem Sagening sempat meminta putranya itu untuk berkenan kembali ke Istana Gelgel, namun I Dewa Manggis Kuning menolaknya. Walaupun demikian, ia tetap membantu Kerajaan Gelgel jika ada masalah seperti saat Kerajaan Gelgel diserang oleh Karangasem dan Buleleng, ia membantu Kerajaan Gelgel dan berhasil mengalahkan Karangasem dan Buleleng. Sri Dalem Sagening memberikan hadiah berupa sebilah keris pusaka Ki Baru Obag-Obag berserta 40 orang pengikut. I Dewa Manggis Kuning juga berhasil mengalahkan kekuasaan Gusti Agung Maruit di Istana Gelgel (1873) bersama laskar Sidemen.

I Dewa Manggis Kuning digantikan oleh putranya

Setelah I Dewa Manggis Kuning wafat, ia diganti oleh putranya yang bergelar Ida I Dewa Manggis Sakti yang berasal dari permaisuri Ni Dewa Ayu Nilaputri. Ida I Dewa Manggis Sakti memiliki kesaktian yang sama dengan ayahnya dan memiliki tanda lahir menyerupai tapuk manggis di perutnya.

Ida I Dewa Manggis Sakti sangat tekun untuk belajar ilmu kediatmikan (ilmu kesaktian), dimana ia menuntuk ilmu pada Ida Pedanda dari Geria Sidawa Taman Bali dan Geria Mas Lod Peken. Ida I Dewa Manggis Sakti kemudian menikah dengan putri dari I Dewa Agung Mayun dari Puri Sukawati tempat ia belajar tentang pemerintahan (Niti Praja).

Ida I Dewa Manggis Sakti mendirikan pusat kerajaan sebagai cikal-bakal Kota Gianyar

Setelah menikah, Ida I Dewa Manggis Sakti kembali ke Desa Bengkel. Setibanya di Desa Bengkel, ia berencana mendirikan sebuah pusat kerajaan baru. Ia kemudian memilih tempat di sebelah Selatan Desa Bengkel yang duluya dimiliki oleh Ida Pedanda Sakti Tarukan.

Ia kemudian mulai membangun puri sebagai pusat kerajaan pada tahun 1770 dimana meniru bentuk dan tata letak di Puri Taman Bali.Pembangunan tidak berlangsung lama, dimana puri tersebut selesai dibangun pada tahun 1771.

Karena dulunya tempat tersebut adalah Geria, maka puri tersebut diberi nama Geria Anyar (rumah baru). Lama kelamaan, Geria Anyar berubah menjari Gianyar yang merupakan nama dari Kota Gianyar hingga saat ini.

Pada hari Jumat, Wage wuku Krulut, tanggal 19 April 1771 dilakukan upacara melaspas (peresmian secara Hindu) dan Memungkah Agung. Kemudian tanggal ini ditetapkan sebagai hari berdirinya Kota Gianyar.

Saat Paruman Agung bersidang pada tanggal 8 Juni 1950, disepakati agar para raja untuk membetuk Badan Pelaksana Pemerintahan Daerah sementara. Selanjutnya diadakan perubahan di tingkat daerah bagian/swapraja untuk delapan bekas kerajaan di Bali.

Sesuai dengan UU No 69 tentang Pembentukan Pemerintah Daerah Swatantra tingkat II, maka Ida Anak Agung Gede Oka yang masih keturutan Raja Gianyar ditunjuk sebagai kepala daerah pertama di Gianyar masa bakti 1958-1960.

Penulis : TImLiputan

Editor : SejarahBali



Sejarah Bali Bali Sejarah


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT