Ingin Selamatkan Masyarakat, I Gusti Ngurah Rai Memilih Titik Puputan Di Marga
Kamis, 18 Agustus 2022, 00:00 WITA
Tempat pertempuran puputan margarana dipimpin Bapak I Gusti Ngurah Rai bersama pasukan Ciung Wanara di Kecamatan Marga, Tababan, Bali yang terkenang sampai saat ini.
Menurut, Budayawan, Praktisi dan Akademisi, Dr. Ir Wayan Windia menyampaikan, tempat pertempuran tersebut dipilih bukan tanpa alasan, pertama ingin menyelamatkan masyarakat karena, jauh dari pemukiman dan jangan sampai masyarakat menjadi korban dari perang berkecambuk antara pasukan Belanda dan pasukan I Gusti Ngurah Rai.
Selain itu, tempat pertempuran tersebut dipilih karena dari sisi posisi juga sangat menguntungkan bagi pasukan dipimpin Bapak I Gusti Ngurah Rai. Karena posisi pasukan beliau ada di posisi lebih tinggi dari Belanda.
"Rakyat tidak boleh menjadi korban dari perang berkecambuk antara pasukan Belanda dan pasukan I Gusti Ngurah Rai. Rakyat tidak boleh di korbankan karena, tidak berdosa itulah sebabnya Bapak I Gusti Ngurah Rai tidak mau lari dari kawasan tersebut.Lebih memilih tempat terbuka menantang Belanda perang terbuka di alam terbuka.Selain itu juga pasukan beliau telah di kroyok oleh pasukan Belanda di sekitar desa Marga masa itu," jelasnya.
Kemudian jika dilihat dari sisi posisi pasukan Bapak I Gusti Ngurah Rai juga mengntungkan.Karena, pasukan beliau ada di utara serta tempatnya juga lebih tinggi dari para Belanda
"Memang pada masa tersebut beliau berada di sebelah utara, tempatnya tinggi di areal persawahan. Sedangkan Belanda berada agak rendah, berada disebelah selatan tentu hal ini sangat menguntungkan bagi Bapak I Gusti Ngurah Rai dan pasukan Beliau.Makanya waktu perang pertama, jam 10 pagi Bapak I Gusti Ngurah Rai memang sempalt membuat Belanda kucar kacir," paparnya.
Beliau memang orang yang sangat kesatria, terlihat mampu memimpin perang mulai dari daerah di Tabanan, lanjut ke daerah Gunung Agung kemudian balik kembali ke daerah Tabanan memimpin semua pasukannya.
"Beliau (Bapak I Gusti Ngurah Rai) dalam kaitan dengan hal tersebut mengetahui benar bahwa, rakyat sangat menderita dan tidak ingin rakyat dikorbankan," cetusnya.
Menurut Dirinya, Kekalahan Beliau dikarenakan, Bapak I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya di gempur dari atas memakai pesawat terbang.Pesawat terbang tersebut dahulu di kenal dengan pesawat capung tempur, satu per satu pasukan beliau gugur.
Melihat anak buah paling di sayangi gugur yakni Bapak Sugianyar karena, Bapak Sugianyar masih muda, paling berani dan cakap masa itu. Kemudian karena, di ketahui Bapak Sugianyar gugur maka, Bapak I Gusti Ngurah rai memerintahkan untuk " Puputan" maka, terjadilah perang habis-habisan.
"Saat itu beliau sudah emosi juga karena, perang dari pagi tidak makan seta minum, pasukan banyak yang gugur, apalagi kesayangannya gugur juga Bapak Sugianyar.Sosok Beliau memang sangat berani," Katanya.
Dirinya menambahkan, Bali merdeka karena, ada semangat, tekad, dan nekat. Maka, ada istilah merdeka atau mati.
Penulis : A.A Gede Agung
Rabu, 21 September 2022
Selasa, 20 September 2022
Senin, 19 September 2022
Sabtu, 22 Agustus 2020