Klasik

Pelinggih Memohon Kesembuhan bagi Anak Terlambat Bicara di Desa Kapal

 Senin, 01 Agustus 2022

Sejarahbali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Dari sepengetahuan dirinya 1960-an sudah ada orang luar Banjar Gegadon datang dengan tujuan melukatkan anaknya di pelinggih tersebut.

"Saya ingat waktu itu saya umur 8 tahun. Ada orang dari dari Negara, Kabupaten Jembrana yang datang ingin melukat ke sini. Sampai dia mesesangi (kaul), kalau anaknya bisa bicara akan mempersembahkan sesuatu sebagai wujud terima kasih", cetusnya.

Belum ada palinggih berdiri dimana pelinggih tersebut berdiri saat ini, belum ada jalan raya seperti sekarang hanya jalan setapak saja. Setelah cerita keberadaan pelinggih tersebut diketahui dari mulut ke mulut, saat itu ada salah seorang dokter spesialis kandungan datang ke tempat tersebut. Dokter tersebut mengajak anaknya untuk dilukat di sana, sambil berjanji jika anaknya dapat berbicara akan membayar kaul membuatkan pelinggih di sana.

"Saya kurang tau asal Dokter tersebut yang jelas prakteknya di Kediri (Tabanan). Dia berdoa jika anaknya bisa bicara, dia sanggup akan menghaturkan pelinggih dan kelengkapannya pelinggih ini ada sekitar tahun 2002 atau 2003", ujarnya.

Untuk pelaksanaan melukat bagi anak kecil yang terlambat bicara dilakukan setiap Kajeng Kliwon atau 15 hari sekali. Sedangkan piodalan di pelinggih tersebut dirayakan setiap Hari Raya Kuningan.


Halaman :


Sejarah Bali Sejarah Bali Pelinggih Banjar Adat Gegadon Kapal Mengwi Badung


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT