Klasik

Pelinggih Memohon Kesembuhan bagi Anak Terlambat Bicara di Desa Kapal

 Senin, 01 Agustus 2022

Sejarahbali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

"Untuk pemangku khusus belum ada. Sehingga, kami sepakat melalui paruman banjar, semua pemangku di Banjar Gegadon yang melayani umat yang datang. Ada 6 pemangku dan diatur ngayahnya di pelinggih ini oleh paiketan pemangku.

Kadang-kadang kami libatkan semua jika umat banyak yang datang,” paparnya. Jika umat yang datang hampir dari seluruh Bali. Bahkan banyak dari luar daerah yang juga datang, baik semeton Hindu di rantauan hingga umat non Hindu.

“Saya bilang apa adanya saja. Tuhan hanya satu, jadi mohonnya sesuai dengan keyakinan masing-masing. Yakini tempat ini bisa memberikan anugerah,” sebutnya.

Sementara untuk umat Hindu, sarana upakara sebetulnya tidak ada batasan yang pasti. Namun umat bisa datang dengan membawa daksina pejati setiap kali datang.

“Silakan sesuai kemampuan dan keyakinan. Setiap Kajeng Kliwon kami rencanakan jam 8, tapi pemedek jam 7 sudah datang bahkan sampai malam. Kalau situasi covid begini kami batasi sampai jam 9 malam. Termasuk persembahyangan kami atur maksimal 20 orang per sesi, karena masih situasi covid,” bebernya.

Pelinggih tersebut sekarang bernama pelinggih Ida Bhatara Sang Hyang Iswara yang diempon oleh Banjar Adat Gegadon, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.

Penulis : A.A Gede Agung

Editor : SejarahBali


Halaman :


Sejarah Bali Sejarah Bali Pelinggih Banjar Adat Gegadon Kapal Mengwi Badung


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT